Saya mendapat kisah ini dari Imam solat di masjid Sayedah Zaynab selepas Solat Magrib. Lalu saya mencari asal muasal kisah ini. Kisah ini tertulis di dalam kitab إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين dan kitab نزهة المجالس ومنتخب النفائس tanpa isnad.
Begini ceritanya:
Dulu, di jaman Rasulullah saw. ada seorang bernama Abu Dujanah. Dikisahkan, Abu Dujanah ini terburu-buru pulang selepas solat subuh berjamaah hingga tidak sempat berdoa bersama dengan Rasulullah saw.
Suatu hari, Rasulullah saw. bertanya kepadanya:
“Apa kamu masih membutuhkan sesuatu kepada Allah swt.?”
Abu Dujanah menjawab: “tentu, Ya rasulullah saw.”
“Lalu kenapa kamu tiak duduk sebentar untuk berdoa (pasca solat subuh)?.”
Abu dujanah menjawab: “Saya ada keperluan ya Rasulullah saw.”
“Apa Keperluanmu?.”
Abu Dujanah menjelaskan: “Saya punya tetangga yang ada pohon kurma di halam rumahnya. Jika angin malam berhembus ke pohon itu, maka buah yang ada di pohon jatuh ke rumah saya.
Buah-buah yang jatuh itu jadi perhatian anak saya saat bangun tidur sehingga terkadang anak saya memakan buah tersebut. Untuk menghindar hal yang sama, maka, saya harus mengumpulkan buah-buah yang jatuh di rumah saya untuk dapat dikembalikan ke yang punya.
Suatu hari saya pernah menemukan anak saya memakan buah tersebut, lalu paksa untuk mengeluarkannya dengan memasukkan jari saya ke mulutnya. Hingga saya berkata kepada anak saya:
“Anakku, jangan biarkan bapakmu ini malu di hadapan Tuhan saat di akhirat nanti.Saya tidak penah membiarkan yang haram masuk ke mulut kamu.”
Rasulullah saw. pun menetaskan air matanya setelah mendengarnya.
Rasulullah saw. berniat membeli pohon itu dari pemiliknya. Namun pada awalnya pemiliknya menolak. Lantas, ketika Abu bakar ra. yang menawarkankan untuk membeli pohon itu, barulah si pemiliknya bersedia menjulanya.
Sayangnya, pemilik pohon ini adalah orang munafik sehingga ia tetap mangambil buah dari pohon tersebut meskipun sudah di beli oleh orang lain.
Pada satu malam saat pemilik pohon ini tertidur dan bangun di esok paginya. Pohon kurma itu pindah posisi dari halaman rumah si munafik ke halaman rumah Abu Dujanah.
wallahu ‘Alam.